Begitu menikah, Erik baru tahu bahwa ibu mertuanya sangat sayang pada putrinya. Sikapnya yang begitu melindungi terhadap istrinya kadang-kadang membuat Erik terganggu. Setiap ada kesempatan, ibu mertuanya akan berkata atau berbisik, “Kalau kamu menyakiti hati putriku, aku akan bangkit dari kubur dan menghantui kamu.”
Setahun kemudian ibu mertuanya sakit. Sebelum meninggal, dia pun memanggil Erik dan berbisik ke telinganya, “Kamu harus membuat putriku bahagia, kalau tidak aku akan bangkit dari kubur dan menghantui seumur hidupmu.”
Selesai berkata, ibu mertua Erik pun meninggal dunia.
Sebulan berlalu ketika Erik bertemu dengan sahabat lamanya, Markus. “Aku ikut berduka dengan meninggalnya ibu mertuamu. Bagaimana dengan ancamannya itu, kamu nggak takut?”
“Nggak. Waktu mengubur, posisi tubuhnya aku tengkurepin,” jawab Erik.
Setahun kemudian ibu mertuanya sakit. Sebelum meninggal, dia pun memanggil Erik dan berbisik ke telinganya, “Kamu harus membuat putriku bahagia, kalau tidak aku akan bangkit dari kubur dan menghantui seumur hidupmu.”
Selesai berkata, ibu mertua Erik pun meninggal dunia.
Sebulan berlalu ketika Erik bertemu dengan sahabat lamanya, Markus. “Aku ikut berduka dengan meninggalnya ibu mertuamu. Bagaimana dengan ancamannya itu, kamu nggak takut?”
“Nggak. Waktu mengubur, posisi tubuhnya aku tengkurepin,” jawab Erik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar