Pusat Klub Poligami Malaysia dengan nama Ikhwan Polygami Club semakin berkembang dan telah memiliki 300 anggota yang tersebar diberbagai daerah. Klub Poligami tersebut di ketuai oleh Hatijah Aam yang bercita-cita ingin membantu semua wanita yang terkucilkan dalam masyarakat seperti janda-janda dan eks pekerja seks komersial ( PSK ). Ia mengaku bahwa kini klub poligami Malaysia telah mengembangkan keberbagai negara seperti Australia, Singapura, Timur Tengah, Thailand dan juga Indonesia. Ia berharap masyarakat dunia bisa melihat dengan kacamata yang lebih objektif dan tidak mengambil kesimpulan terlebih dahulu sebelum melihatnya lebih dekat
Sebagai seorang pendiri klub poligami di Malaysia, Hatijah Aam sadar bahwa apa yang diusungnya tersebut akan menuai polemik, khususnya dari kaum perempuan dan pihak2 yang menolak secara tegas akan poligami. Ia menganggap bahwa hal tersebut wajar karena pada awal mula berdirinya Klub Poligami di Malaysia juga mendapat kecaman tersebut, namun niat mulia yang diusungnya ternyata mampu dipahami oleh masyarakat dan mampu berkembang hingga sekarang
Menurut rencananya, akan dibuka klub Poligami di Indonesia yang diawali dari pulau Jawa dan Sumatera terlebih dahulu. Setelah itu, perjuangan mereka untuk mengangkat harkat perempuan lewat Poligami diteruskan hingga keseluruh wilayah Indonesia. Ia juga berharap agar klub nya ini bisa diterima oleh masyarakat Indonesia seperti halnya di Malaysia. Dalam profil Hatijah Aam, ia adalah satu dari empat istri Ashaari Muhammad yang merupakan mantan pemimpin sekte Al Arqam, yang organisasinya dilarang oleh pemerintah Malaysia tahun 1994. Dari pernikahan poligami Ashaari tersebut didapat 38 anak dan 200 cucu.
Entah bagaimana reaksi masyarakat Indonesia, khususnya kaum perempuan dalam menanggapi rencana ini. Yang pasti perempuan tidak ingin dimadu tetap menjadi keinginan hampir semua perempuan di dunia. Mungkin pula Hatijah Aam lebih mengerti perasaan perempuan dan lebih mengerti bagaimana sikap adil seorang laki-laki. Kita lihat saja perkembangan Pusat Poligami Malaysia ini, apakah akan bertahan lama dan semakin disukai oleh para Playboy ataukah ini hanyalah sebuah fenomena sesaat saja dan hilang karena banyaknya penolakan yang dialamatkan kepadanya.
Sebagai seorang pendiri klub poligami di Malaysia, Hatijah Aam sadar bahwa apa yang diusungnya tersebut akan menuai polemik, khususnya dari kaum perempuan dan pihak2 yang menolak secara tegas akan poligami. Ia menganggap bahwa hal tersebut wajar karena pada awal mula berdirinya Klub Poligami di Malaysia juga mendapat kecaman tersebut, namun niat mulia yang diusungnya ternyata mampu dipahami oleh masyarakat dan mampu berkembang hingga sekarang
Menurut rencananya, akan dibuka klub Poligami di Indonesia yang diawali dari pulau Jawa dan Sumatera terlebih dahulu. Setelah itu, perjuangan mereka untuk mengangkat harkat perempuan lewat Poligami diteruskan hingga keseluruh wilayah Indonesia. Ia juga berharap agar klub nya ini bisa diterima oleh masyarakat Indonesia seperti halnya di Malaysia. Dalam profil Hatijah Aam, ia adalah satu dari empat istri Ashaari Muhammad yang merupakan mantan pemimpin sekte Al Arqam, yang organisasinya dilarang oleh pemerintah Malaysia tahun 1994. Dari pernikahan poligami Ashaari tersebut didapat 38 anak dan 200 cucu.
Entah bagaimana reaksi masyarakat Indonesia, khususnya kaum perempuan dalam menanggapi rencana ini. Yang pasti perempuan tidak ingin dimadu tetap menjadi keinginan hampir semua perempuan di dunia. Mungkin pula Hatijah Aam lebih mengerti perasaan perempuan dan lebih mengerti bagaimana sikap adil seorang laki-laki. Kita lihat saja perkembangan Pusat Poligami Malaysia ini, apakah akan bertahan lama dan semakin disukai oleh para Playboy ataukah ini hanyalah sebuah fenomena sesaat saja dan hilang karena banyaknya penolakan yang dialamatkan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar