Piala bergilir adalah sebuah piala yang tidak pernah menetap keberadaannya. Jenis piala ini akan menclok dari satu tempat ke tempat yang lain berdasarkan kemenangan. Namun jika ditanya apakah tujuan dari pemain dalam mengikuti pertandingan itu adalah demi mendapatkan Piala Bergilir ? Tentu saja jawabannya tidak ! Kemenangan adalah kebanggaan sejati dari seorang pemain. Piala bergilir hanyalah sebatas bonus semu yang bisa mereka lihat, tapi tidak pernah bisa mereka miliki. Seorang pemain sepak bola hanya akan numpang foto di samping Piala Dunia, namun senyum mereka adalah untuk pencapaian tertinggi dari prestasi yang baru saja mereka raih. Tidak ada yang abadi dalam diri Piala Bergilir karena memang mungkin itulah takdirnya hingga suatu saat piala tersebut akan tergantikan dengan piala bergilir yang lebih menarik penampilannya.
Adapun seorang yang bernama Jules Rimet yang mencetuskan keberadaan trofi Piala Dunia untuk diperebutkan pada Piala Dunia I di Uruguay. Trofi berbentuk seorang dewi sedang memanggul cawan dan dirancang oleh pematung Perancis Abel Lafleur, yang mempunyai tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg, dimana kepala tropi terbuat dari perak dan emas, sementara di bagian bawah terbuat dari semi batu mulia dan dilapisi lazuli. Trofi ini pernah hilang dan akhirnya ditemukan lagi oleh Anjing yang bernama Pickles. Namun dengan bergantinya waktu, maka Piala Bergilir yang menarik ini harus rela tergantikan oleh Piala Bergilir yang lebih menarik darinya. Jules Rimet Cup ( nama dari piala bergilir ini ) harus membuka mata bahwa ada saatnya harus berhenti diperebutkan oleh banyak orang yang sebenarnya tidak pernah memperebutkan dirinya. Kemenanganlah yang dikejar dan Piala Bergilir hanyalah sebuah bonus sementara.
Pada Piala Dunia tahun 1974 di Jerman Barat, FIFA telah mengusung trofi baru rancangan seniman Italia Silvio Gazzaniga. Dengan bentuk yang lebih menarik dan terbuat dari emas 18 karat, akhirnya piala bergilir ini dinamakan World Cup dan terus berganti dari negara yang satu ke negara yang lain. Dari semua itu bisa kita gambarkan sebuah simbolisasi Piala bergilir sebagai bentuk penghormatan kepada para pemain yang tampil hebat selama pertandingan dan layak untuk dititipi Piala bergilir kelas dunia ini. Namun keberadaan piala bergilir bukan hanya pada tingkat dunia saja. Di kelas kelurahan, bahkan RT/RW pun kita seringkali melihat adanya piala bergilir. Walaupun tidak seelok piala bergilir pertandingan kelas dunia, tetapi tetap saja ia merasa berhak untuk diperebutkan oleh para pemain yang sebenarnya tidak sedang mengejarnya. Sekali lagi, kemenangan dan ambisi pribadilah yang membuat seorang pemain mampu kuat bertahan ditengah kerasnya sebuah pertandingan. Welcome to FIFA World CUP 2010. Aku kan setia menanti setiap aksi pemain kelas dunia dalam memperagakan seni bermain bola tingkat tinggi. Bermainlah yang cantik wahai pemain bola idola-idolaku :D
Adapun seorang yang bernama Jules Rimet yang mencetuskan keberadaan trofi Piala Dunia untuk diperebutkan pada Piala Dunia I di Uruguay. Trofi berbentuk seorang dewi sedang memanggul cawan dan dirancang oleh pematung Perancis Abel Lafleur, yang mempunyai tinggi 35 cm dan berat 3,8 kg, dimana kepala tropi terbuat dari perak dan emas, sementara di bagian bawah terbuat dari semi batu mulia dan dilapisi lazuli. Trofi ini pernah hilang dan akhirnya ditemukan lagi oleh Anjing yang bernama Pickles. Namun dengan bergantinya waktu, maka Piala Bergilir yang menarik ini harus rela tergantikan oleh Piala Bergilir yang lebih menarik darinya. Jules Rimet Cup ( nama dari piala bergilir ini ) harus membuka mata bahwa ada saatnya harus berhenti diperebutkan oleh banyak orang yang sebenarnya tidak pernah memperebutkan dirinya. Kemenanganlah yang dikejar dan Piala Bergilir hanyalah sebuah bonus sementara.
Pada Piala Dunia tahun 1974 di Jerman Barat, FIFA telah mengusung trofi baru rancangan seniman Italia Silvio Gazzaniga. Dengan bentuk yang lebih menarik dan terbuat dari emas 18 karat, akhirnya piala bergilir ini dinamakan World Cup dan terus berganti dari negara yang satu ke negara yang lain. Dari semua itu bisa kita gambarkan sebuah simbolisasi Piala bergilir sebagai bentuk penghormatan kepada para pemain yang tampil hebat selama pertandingan dan layak untuk dititipi Piala bergilir kelas dunia ini. Namun keberadaan piala bergilir bukan hanya pada tingkat dunia saja. Di kelas kelurahan, bahkan RT/RW pun kita seringkali melihat adanya piala bergilir. Walaupun tidak seelok piala bergilir pertandingan kelas dunia, tetapi tetap saja ia merasa berhak untuk diperebutkan oleh para pemain yang sebenarnya tidak sedang mengejarnya. Sekali lagi, kemenangan dan ambisi pribadilah yang membuat seorang pemain mampu kuat bertahan ditengah kerasnya sebuah pertandingan. Welcome to FIFA World CUP 2010. Aku kan setia menanti setiap aksi pemain kelas dunia dalam memperagakan seni bermain bola tingkat tinggi. Bermainlah yang cantik wahai pemain bola idola-idolaku :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar