Warung Tenda Gaul saat ini sepertinya menjadi sebuah fenomena yang sangat menarik untuk disimak dan diperhatikan. Bukan hanya seputar apa yang terjadi di dalam Warung Tenda Gaul saja namun pertumbuhan warung tenda Gaul yang hampir ada merata disetiap sudut kota besar pada malam hari sangat menarik untuk dicermati. Di Surabaya sendiri, entah kapan fenomena ini dimulai, namun sepertinya awal tahun 2002 adalah pergerakan awal dari Warung Tenda Gaul. Entah juga apa yang mendasari keberadaan "Diskotik pinggir jalan" itu, namun sepertinya itu adalah bagian "jemput bola" para pengamat kesempatan bisnis untuk menghadirkan "Diskotik kecil" bagi remaja dan pemuda berkantong pas-pasan agar bisa juga menikmati suasana hinggar bingar sebuah Pub atau Diskotik di malam hari.
Awal keberadaan warung tenda gaul di surabaya pada awalnya hanya berada diseberang jalan Tunjungan Plaza dan Surabaya Plaza, namun kini keberadaan warung tenda gaul hampir ada disetiap tikungan jalan Di Surabaya pada malam hari. Trotoar Sekolah maupun kampus pada malam hari juga berubah menjadi sekumpulan anak sekolah yang berpakaian seksi bersama pacar (atau selingkuhan) untuk menghabiskan waktu ditenda remang-remang diiringi musik ajeb-ajeb.
Karena ada nama Gaul dibelakang warung tenda tersebut, maka tidak jarang pula beberapa warung tenda gaul menjadi tempat bisnis obat-obatan terlarang dan prostitusi. Sudah banyak warung tenda gaul yang dihentikan operasionalnya karena tertangkap basah sebagai tempat kegiatan maksiat, namun seperti ada semboyan mati satu tumbuh seribu, maka seperti itulah gambaran perkembangan warung tenda gaul yang sangat pesat dikota-kota besar.
Lain hal lagi dengan warung tenda gaul dibeberapa wilayah pinggiran kota (daerah). Mungkin karena juga ingin merasakan kenikmatan dunia malam, maka dihadirkan pula suasana Diskotik lewat warung tenda ala pemuda dan remaja daerah. Seperti yang ada didaerah menganti atau pintu masuk kota lamongan, warung tenda didaerah sana berderet rapi hingga puluhan jumlahnya. Yang menarik adalah penjualnya semua cewek yang bisa dikatakan cukup cantik. Dalam sebuah warung biasanya ada 3 penjual yang bisa menemani ngobrol ataupun sekedar becanda dengan tamu-tamu warung yang datang. Untuk ukuran sebuah warung kopi berhiaskan suasana diskotik, maka harga minuman dan makanan yang ada di warung tenda gaul memang tergolong lebih mahal dibanding warung kopi biasa. Untuk secangkir kopi kita harus mau merogoh kocek 3000 rupiah, bandingkan dengan harga kopi diwarung kopi biasa yang rata-rata hnya 1500 rupiah.
Dari sebagian penggambaran ini kita bisa lihat betapa masyarakat kita sangat suka dengan hiburan. Hiburan tidak memandang status sosial, pendidikan atau latar belakang keluarga. Semua orang membutuhkan hiburan, namun harapannya adalah Warung tenda gaul bisa menjaga diri dengan baik agar stigma masyarakat tidak semakin negatif dengan keberadaan "Diskotik Alternatif" ini.
Awal keberadaan warung tenda gaul di surabaya pada awalnya hanya berada diseberang jalan Tunjungan Plaza dan Surabaya Plaza, namun kini keberadaan warung tenda gaul hampir ada disetiap tikungan jalan Di Surabaya pada malam hari. Trotoar Sekolah maupun kampus pada malam hari juga berubah menjadi sekumpulan anak sekolah yang berpakaian seksi bersama pacar (atau selingkuhan) untuk menghabiskan waktu ditenda remang-remang diiringi musik ajeb-ajeb.
Karena ada nama Gaul dibelakang warung tenda tersebut, maka tidak jarang pula beberapa warung tenda gaul menjadi tempat bisnis obat-obatan terlarang dan prostitusi. Sudah banyak warung tenda gaul yang dihentikan operasionalnya karena tertangkap basah sebagai tempat kegiatan maksiat, namun seperti ada semboyan mati satu tumbuh seribu, maka seperti itulah gambaran perkembangan warung tenda gaul yang sangat pesat dikota-kota besar.
Lain hal lagi dengan warung tenda gaul dibeberapa wilayah pinggiran kota (daerah). Mungkin karena juga ingin merasakan kenikmatan dunia malam, maka dihadirkan pula suasana Diskotik lewat warung tenda ala pemuda dan remaja daerah. Seperti yang ada didaerah menganti atau pintu masuk kota lamongan, warung tenda didaerah sana berderet rapi hingga puluhan jumlahnya. Yang menarik adalah penjualnya semua cewek yang bisa dikatakan cukup cantik. Dalam sebuah warung biasanya ada 3 penjual yang bisa menemani ngobrol ataupun sekedar becanda dengan tamu-tamu warung yang datang. Untuk ukuran sebuah warung kopi berhiaskan suasana diskotik, maka harga minuman dan makanan yang ada di warung tenda gaul memang tergolong lebih mahal dibanding warung kopi biasa. Untuk secangkir kopi kita harus mau merogoh kocek 3000 rupiah, bandingkan dengan harga kopi diwarung kopi biasa yang rata-rata hnya 1500 rupiah.
Dari sebagian penggambaran ini kita bisa lihat betapa masyarakat kita sangat suka dengan hiburan. Hiburan tidak memandang status sosial, pendidikan atau latar belakang keluarga. Semua orang membutuhkan hiburan, namun harapannya adalah Warung tenda gaul bisa menjaga diri dengan baik agar stigma masyarakat tidak semakin negatif dengan keberadaan "Diskotik Alternatif" ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar