Selasa, 20 Januari 2009

Ayam Kampus vs Ayam Abu-abu

Fenomena dan kemapanan Ayam kampus saat ini mulai tertandingi oleh kepopuleran Ayam abu-abu. Ayam kampus atau pelacur mahasiswi yang menjadi idola banyak penikmat jasa layanan seks saat ini harus memutar otak dan strategi agar pasarannya tidak turun disebabkan hadirnya pelacur siswi atau yang dikenal dengan istilah ayam abu-abu karena secara fisik ayam abu-abu lebih "hijau" dan polos dibanding dengan ayam kampus. Menurut beberapa "om senang" yang pernah mencoba layanan kedua jenis ayam ini, maka kesimpulannya adalah bahwa ayam abu-abu lebih nurut dibandingkan dengan ayam kampus yang sering jual mahal dan sombong. Gadis-gadis cantik penjaja cinta yang masih berseragam SMA ini dianggap lebih sopan dan tidak banyak maunya. Paling cuma minta bonus tambahan isi pulsa 10rb buat Handphone nya. Namun kalau soal urusan pelayanan seks, ayam abu-abu tidak kalah hebat dibanding kakak seperguruannya. Mereka mengerti semua gaya bercinta terbaik dan posisi-posisi yang dapat memberikan kepuasan seks para pelanggannya dan tidak jarang pula ada yang mau memberikan ekstra layanan kepada langganan yang berbaik hati pada si ayam abu-abu tersebut.

Untuk urusan pemasaran layanan persetubuhan, ayam abu-abu juga menggunakan jasa layanan Online seperti chating dan Friendster. Mengenai harga dari ayam abu-abu ada banyak macam layaknya ayam kampus, tergantung dari fisik maupun asal sekolah dimana ia berada. Pemakai jasa layanan seks lebih menyukai pelacur remaja yang selain cantik tapi juga pintar. Karena itu ayam abu-abu dari SMA negeri favorit dan SMA swasta favorit memiliki harga yang lebih tinggi dari ayam abu-abu yang berasal dari sekolah non favorit. Harga layanan pelacur remaja dari SMA favorit bisa berkisar antara 1,5 jt - 2,5 jt tergantung dari kecantikan dan fisik mereka. Sedangkan ayam abu-abu dari sekolah non favorit berkisar antara 500rb - 1 jt.

Itulah fenomena dunia pelacuran remaja Indonesia yang semakin hari semakin memprihatinkan. Pelacur dunia online dan dunia offline sama2 berkembang. Inikah yang dinamakan globalisasi ? Langkah apa yang seharusnya diambil untuk mencegah hal ini semua ? Saling menyalahkan, apalagi menyalahkan si ayam abu-abu dan ayam kampus bukanlah solusi terbaik. Mereka pasti ada alasan yang kuat hingga terpaksa menjajakan diri mereka. Terkadang kita tidak mampu memberikan solusi terbaik untuk anak-anak bangsa ini. Yang sering kita tunjukkan justru sikap antipati terhadap mereka. Artikel inipun tidak mampu memberikan solusi paling tepat. Namun pencegahan lewat keluarga dan sahabat dekat kemungkinan besar dapat membantu mencegah perkembangbiakan ayam abu-abu dan ayam kampus. Peran orang tua sebagai penuntun dan petunjuk jalan yang benar mutlak diperlukan. Sekolah, pemuka agama, masyrakat dan pemerintah diharapkan bisa mendorong kualitas hidup anak didiknya lewat program-program yang tepat agar mereka lebih bisa memaknai hidup karena mereka juga adalah anak-anak negeri yang layak mendapat kesempatan hidup lebih baik lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar