Orang bijak adalah orang yang terus merasa diri bodoh. Karena hanya dengan merasa diri bodoh, kita akan terpacu untuk terus belajar. Guru yang baik adalah guru bodoh yang menjadikan muridnya menjadi bodoh, bukan guru pintar yang menjadikan anak didiknya menjadi orang yang sok pintar dan sok tau. Bukankah sejarah membuktikan banyak orang bodoh yang berpengaruh bagi dunia ? Bukankah kehadiran seorang manusia juga dari sebuah hal yang dianggap bodoh ? Bagaimana mungkin manusia diciptakan dari debu dan tanah ? Sungguh Penciptaan yang bodoh. Namun sayang nya si debu dan tanah yang diciptakan secara "bodoh" ini sekarang merasa menjadi orang yang sok ngerti, sok bijak, sok tahu akan banyak hal padahal tidak ada 1 pun manusia di muka bumi ini yang sudah menggunakan keseluruhan isi otaknya. Hanya 10% dari kemampuan otak yang kita gunakan, itupun kita isi dengan berbagai macam hal yang belum tentu berguna seperti rasa iri, dengki dan segala macam percabulan.
Pendidikan dan pembelajaran hadir untuk orang bodoh, seminar dan tutorial juga dibuat untuk orang bodoh. Kesempatan dan pengalaman lebih terbuka untuk kita yang merasa diri bodoh dibanding orang yang merasa diri sudah tau banyak hal. Karena itu ada banyak alasan kenapa lebih enak menjadi orang bodoh dibanding orang yang pandai. Namun bodoh dan kebodohan adalah 2 hal yang berbeda. Bodoh bersifat relatif namun kebodohan itu statis. Kebodohan yang terbesar adalah saat dimana seseorang tidak tau kalau dia itu bodoh. Seseorang yang tidak tahu kalau dia tidak tahu dan gak pernah sadar bahwa dia orang bodoh. Seorang Profesor yang bernama Sir Herbert Spencer berbicara didepan mahasiswanya dengan mengatakan bahwa tidak ada yang absolute, semuanya bersifat relatif. Cantik itu relatif, kaya itu relatif, indah itu relatif, semuanya relatif, termasuk ALLAH pun adalah suatu kerelatifan. Namun mendadak ada seorang mahasiswa yang menyangga pernyataan Profesor tersebut. "Maaf pak, kalau semuanya bersifat relatif, maka bapak harus membuat pernyataan bapak dan ilmu bapak ini menjadi ilmu yang absolute dahulu agar kami sebagai mahasiswa percaya dan mau mempelajari ilmu bapak". Mendengar sanggahan dari mahasiswanya tersebut, Sir Herbert Spencer diam seribu bahasa karena kebodohannya mempercayai ilmu relatifisme secara membabi buta.
Seorang Profesor terkenal pun bisa menjadi sangat bodoh karena ke-sok tahuannya. Semakin kita merasa lebih pandai dari orang lain maka akan semakin terlihat bahwa kita ini sebenarnya tidak tahu apa2 namun sayangnya kita seringkali tidak menyadarinya. Postingan ini adalah postingan ke-100 Achiles sejak aktif 2 bulan lebih lalu didunia blog. Achiles tetaplah orang yang bodoh yang harus banyak belajar, semakin banyak belajar semakin Achiles tahu bahwa Achiles masih sangat bodoh. Tetap menjadi bodoh karena bodoh adalah sebuah identitas.
Pendidikan dan pembelajaran hadir untuk orang bodoh, seminar dan tutorial juga dibuat untuk orang bodoh. Kesempatan dan pengalaman lebih terbuka untuk kita yang merasa diri bodoh dibanding orang yang merasa diri sudah tau banyak hal. Karena itu ada banyak alasan kenapa lebih enak menjadi orang bodoh dibanding orang yang pandai. Namun bodoh dan kebodohan adalah 2 hal yang berbeda. Bodoh bersifat relatif namun kebodohan itu statis. Kebodohan yang terbesar adalah saat dimana seseorang tidak tau kalau dia itu bodoh. Seseorang yang tidak tahu kalau dia tidak tahu dan gak pernah sadar bahwa dia orang bodoh. Seorang Profesor yang bernama Sir Herbert Spencer berbicara didepan mahasiswanya dengan mengatakan bahwa tidak ada yang absolute, semuanya bersifat relatif. Cantik itu relatif, kaya itu relatif, indah itu relatif, semuanya relatif, termasuk ALLAH pun adalah suatu kerelatifan. Namun mendadak ada seorang mahasiswa yang menyangga pernyataan Profesor tersebut. "Maaf pak, kalau semuanya bersifat relatif, maka bapak harus membuat pernyataan bapak dan ilmu bapak ini menjadi ilmu yang absolute dahulu agar kami sebagai mahasiswa percaya dan mau mempelajari ilmu bapak". Mendengar sanggahan dari mahasiswanya tersebut, Sir Herbert Spencer diam seribu bahasa karena kebodohannya mempercayai ilmu relatifisme secara membabi buta.
Seorang Profesor terkenal pun bisa menjadi sangat bodoh karena ke-sok tahuannya. Semakin kita merasa lebih pandai dari orang lain maka akan semakin terlihat bahwa kita ini sebenarnya tidak tahu apa2 namun sayangnya kita seringkali tidak menyadarinya. Postingan ini adalah postingan ke-100 Achiles sejak aktif 2 bulan lebih lalu didunia blog. Achiles tetaplah orang yang bodoh yang harus banyak belajar, semakin banyak belajar semakin Achiles tahu bahwa Achiles masih sangat bodoh. Tetap menjadi bodoh karena bodoh adalah sebuah identitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar