Jumat, 11 Juni 2010

Gejala Andropause Pada Pria

Andropause adalah kondisi mental, fisik dan seksualitas pria yang berhubungan dengan tingkat testosteron yang rendah. Semakin rendah tingkat testosteron diyakini meningkatkan gejala adropause. Namun demikian, penggunaan kata gejala Andropause pada pria dalam kasus ini belum tepat. Pertama, tidak benar bahwa andropause adalah menopause pada pria. Gejala andropause pada pria terjadi secara rutin. Hal ini terjadi ketika ada perubahan dalam tubuh yang mempengaruhi kualitas hidup. Selain itu, tidak bisa disamakan antara efek dari terapi penggantian hormon wanita saat menopause dengan efek penggantian testosteron pada pria. Kedua, andropause pada pria sangat jelas berarti bahwa sel-sel kelenjar kelamin sudah tidak lagi diproduksi. Pada kondisi penuaan adalah, penurunan tingkat testosteron atau bisa juga terjadi ejakulasi dini, tapi tidak nol. Selain itu, penurunan produksi testosteron dengan usia tidak sama di semua orang, karena tidak semua orang mengalami penurunan produksi testosteron.

Keadaan masing-masing orang berbeda, dengan gejala yang berbeda juga. Para ahli menyebutnya dengan istilah SLOH atau gejala hipogonadisme, yang berarti bahwa gejala defisiensi sistem reproduksi yang mengakibatkan penurunan fungsi seks atau sel gonad (rahim atau testis). Setiap orang tahu bahwa kita sedang mengalami penurunan sesuai dengan usia kita masing2. Sekitar 50 persen dari orang mengalami gejala ini pada usia 55 tahun. Namun, hipogonadisme pada pria sering tidak dilaporkan dan didiagnosa lebih lanjut. Yang pertama, yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang mulai bermasalah dengan stamina adalah dengan mengenali gejala SLOH. Jadi, dengan memeriksa kadar testosteron bisa untuk mendapatkan diagnosis yang definitif. Pengobatan apapun dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan.

Bagaimana dengan anda, apakah gejala Andropause pada pria ini juga sedang menimpa anda ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar